;
BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 28 Desember 2009

Ulysseek

Ulysseek

Rabu, 07 Oktober 2009

Jumat, 25 September 2009

Kabupaten KLATEN


#Letak dan Data Geografi



Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110o30'-110o45' Bujur Timur dan 7o30'-7o45' Lintang Selatan.

Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali.

Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan.

Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi, yaitu 9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari
permukaan air laut. 77,52% terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76% terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan air laut.

Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30o Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm).

Secara Administrasi Kabupaten Klaten terbagi dalam 26 Kecamatan, 401 Desa dan 5 Kelurahan. Sehubungan dengan pelaksanaan OTDA sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 maka di Kabupaten Klaten terbentuklah SOT baru yang terdiri dari : 2 Badan, 8 Dinas, 11 Kantor.


Pembagian Administrasi

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Klaten, yang sebenarnya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Klaten dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten. Kecamatan di Klaten :

* Bayat
* Cawas
* Ceper
* Delanggu
* Gantiwarno
* Jatinom
* Jogonalan
* Juwiring
* Kalikotes
* Karanganom
* Karangdowo
* Karangnongko
* Kebonarum
* Kemalang
* Klaten Utara
* Klaten Tengah
* Klaten Selatan
* Manisrenggo
* Ngawen, Klaten
* Pedan
* Polanharjo
* Prambanan, Klaten
* Trucuk
* Tulung
* Wedi
* Wonosari, Klaten


#VISI&MISI:

Visi Kabupaten Klaten:
Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo.

Misi Kabupaten Klaten:
1. Mengupayakan terpenuhunya kebutuhan dasar masyarakat ( wareg,wasis,wisma dan wutuh).
2. Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan,ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan.
4. Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi kemiskinan.
5. Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi Pemerintahan.
6. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.
7. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai.
8. Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan.


Sejarah
Asal mula nama

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.

Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.

Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.

Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.

Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.
[sunting] Hari jadi

Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir.

Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).

Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua propinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono.

Pada tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasa wilayahnya.

Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadikir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan :

“……………………………….” KratonDalam Surakarta Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem.

“………………………………” Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.

“………………………………” Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha kebawah marang Raden Adipati.

Perubahan luas daerah

Luas daerah Kabupaten Klaten mengalami beberapa kali perubahan. Klaten pada mulanya adalah tanpa kecamatan Jatinom dan Polanharjo. Kedua kecamatan semula merupakan wilayah kabupaten Boyolali, dan baru digabungkan tanggal 11 Oktober 1895.
[sunting] Kelurahan

Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas.

Luas tanah pituas antara Demang yang satu dan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut Ngabei.

Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang, Ronggo, dan Ngabei, diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin, dan Ulu-ulu.

Tahun 1957 dilakukan pemblengketan atau penggabungan beberapa kelurahan, atas ketentuan kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa kompleks.


Sebelumnya, di Klaten telah dilakukan penggabungan karena alasan lain. Masa kompleks di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. di beberapa onderdistrik, penggabungan Kelurahan dilakukan karena beberapa Kelurahan tidak mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya. (Sumber: Selintas Hasil Pembangunan Kabupaten Klaten, h. 11-15)

Pariwisata

* Candi Prambanan
* Candi Sewu

Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk, Klaten bersemayam pujangga dari Kraton Solo bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan Klaten - Yogyakarta.

Di Kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan obyek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (gratis), Umbul Penganten (gratis), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambel khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari kota Solo, Semarang dan Yogya.

Di Kecamatan Bayat, Klaten, tepatnya di kelurahan Paseban, Bayat, Klaten terdapat Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Para Wali. Pengunjung dapat memarkir kendaraan di areal parkir serta halaman Kelurahan yang cukup luas. Setelah mendaki sekitar 200 anak tangga, akan ditemui pelataran dan Masjid. Pemandangan dari pelataran akan nampak sangat indah di pagi hari.

Pendidikan

Di kabupaten Klaten memiliki beberapa lembaga pendidikan tinggi seperti :

1. Universitas Widya Dharma Klaten
2. STIKES Muhammadiyah Klaten
3. Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten
4. Poltekes Negeri Surakarta Jurusan Kebidanan
5. STIA Madani Klaten
6. Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat(PKBM)Dewi Fortuna
7. Stikes Duta Gama Klaten

Motto: Klaten Bersinar
Semboyan:
Provinsi Jawa Tengah
Ibu kota Klaten
Luas 655,56 km²
Penduduk
· Jumlah 1.121.000 (2003)
· Kepadatan 1.710 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan 26
· Desa/kelurahan 401
Dasar hukum UU No. 13/1950
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati Sunarno, SE
Kode area telepon 0272
APBD {{{apbd}}}
DAU Rp. 404.869.000.000

Senin, 21 September 2009

Yang Terindah

Jangan larut dalam kesedihan,
Jangnan menghiba pada pengingkaran...
Karena kasih sayang masih memancar di wajah bumi...
Tak kan hilang cerita tentangmu,
Menjadikan yang terindah di hari valentine ini...
Aku masih kan terjaga untuk cintamu,
Karena kuyakin...
Kasih sayangmu tak pernah usai...


....""KANGEN""....


Bila kasih sayang memanggil...
Menyudutkan hati u/ rebah dan takut pada sang cinta..
Semestinya kita bahagia,karna masih punya hati..
Pada sebuah hati,rindu dan cinta ini kan ku semaikan...
Ingin kutenggelamkan diri dalam pusara rindu&kasihku...
Hanyut dalam kasihmu...

Senin, 07 September 2009

Pariwisata kabupaten KLATEN

1.PRAMBANAN.
Candi Hindu Tercantik di Dunia







Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini Terletak 13 Km dari kota Klaten, menuju barat pada jalur jalan ke Yogyakarta dan 17 Km dari Yogya menuju timur pada jalur jalan ke kota Klaten/Surakarta,Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Seni hias yang sangat menarik di kompleks Candi Prambanan ini adalah hiasan-hiasan yang berupa relief arca dewa Lokapala (8 dewa penjaga arah mata angin) yang dipahatkan pada dinding luar kaki Candi. Disamping itu, juga terdapat relief cerita Ramayanadan Kresnayana. Relief Ramayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan Candi Siwa di candi Brahma. Relief Kresnayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan Candi Wisnu. Selain relief arca Dewa Lokapala, relief Ramayana, dan Kresnayana, seni hias di kompleks Candi Prambanan yang menonjol adalah hiasan yang lazim disebut motif prambanan, yaitu suatu hiasan pada batur candi yang berupa seekor singa yang dalam posisi duduk diapit oleh pohon kalpataru (= pohon hayati/pohon kehidupan). Hiasan semacam ini hanya terdapat di candi Prambanan sehingga disebut dengan motif candi prambanan. Hiasan-hiasan lainnya yang banyak menghiasi dinding luar batur candi adalah pohon kalpataru yang diapit sepasang mahluk kayangan yang lazim disebut kinara-kinari (= mahluk berkepala manusia berbadan burung). Di sekitar candi Prambanan dapat dikunjungi pula beberapa candi Budha seperti candi Sajiwan, candi Lumbung, candi Sewu dan candi Plaosan. Selama bulan Mei sampai Oktober pada saat bulan purnama di plataran terbuka candi Prambanan diadakan Sendratari Ramayana yang dimulai pada pukul 19.00 - 21.00 wib.

2.SENDRATARI RAMAYANA









Masyarakat Klaten boleh bangga memiliki salah satu pertunjukan tari yang sudah tersohor di mancanegara, yakni seni
drama ( sendra) tari Ramayana. Walaupun ada banyak sendra tari Ramayana di tempat lain, pertunjukan yang ada di Yogya ini terasa lebih istimewa. Pasalnya cerita Ramayana atau kisah tentang Pangeran Rama ini digambarkan di dinding Candi Prambanan. Sendra tari Ramayana yang diangkat dari kisah Rama dan Shinta merupakan kesenian yang menggabungkan kesenian tarian dan drama. Dalam pementasannya, Sendra tari Ramayana didukung kurang lebih 200 orang terdiri dari penari, penyanyi, dan pemain musik tradisional. Pemain mengenakan pakaian khas Jawa yang dipakai pada masa itu, dilengkapi dengan senjata berupa panah, tombak, dan keris. Beberapa pemainnya juga ada yang mengenakan kostum kera. Menurut Happy Sulistiawan, seorang pemandu wisata di Yogyakarta, para penari yang mengenakan pakaian biru bermakna bahwa adegan tersebut sedang berada di air atau laut. Menurutnya kisah yang diangkat dalam sendra tari Ramayana selain pada bulan purnama merupakan kisah yang telah dipersingkat. “Tergantung sutradaranya, mana adegan yang dipersingkat atau dihilangkan, namun secara inti cerita tetap sama” jelas Happy, yang menyaksikan dari balkon di belakang bangku penonton. Cerita Ramayana yang ditulis oleh Walmiki pada abad ke-4 sebelum masehi. Kisahnya menceritakan perjuangan cinta, nafsu, dan ketamakan. Cerita yang berasal dari Tanah Hindustan, India ini sampai ke Indonesia seiring dengan pernyebaran agama Hindu. Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya. Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi seekor Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna. Jatayu atau Burung Garuda mencoba menolong Dewi Shinta, namun sayapnya malah dipotong oleh Rahwana. Dari Jatayu lah Rama dan Laksmana tahu bahwa yang menculik Dewi Shinta adalah raksasa dari kerajaan Alengka (Sri lanka). Dalam pencariannya Rama dan laksamana harus bersekutu dengan pasukan kera pimpinan Sugriwa dan juga bersama kera putih sakti Hanoman. Hanoman yang diperintahkan untuk mencari Dewi Shinta ke Kerajaan Alengka akhirnya tertangkap pasukan Rahwana dan dibakar hidup-hidup, namun Hanoman berhasil lolos. Pada adegan ini penonton yang kebanyakan turis mancanegara dibuat terkesima. Hanoman beratraksi dengan api, seperti melompati api dan membakar ‘rumah-rumahan’ dari jerami yang merupakan replika Kerajaan Alengka. Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Ikon Wisata Budaya
Pertunjukan sendra tari Ramayanan dimulai sejak tahun 1964, di pelataran Timur Candi Prambanan. Ajang tahunan ini terselenggara atas prakarsa Kraton Kasunanan Surakarta dan Karaton Pakualaman. Baru pada tahun 1995. PT Taman Wisata Candi membuka kompleks arena pertunjukan sendra tari Ramayana di sebelah Barat Candi Prambanan. Kompleks tersebut dilengkapi dengan panggung terbuka berlatarbelakang Candi Prambanan. Panggung terbuka digunakan pada musim kemarau, sedangkan panggung tertutup Trimurti kerap digunakan saat musim penghujan. Selain itu, di kompleks itu juga ada sebuah restoran mewah.
Pada pertunjukan di panggung terbuka, biasanya diawali dengan makan malam di restoran tersebut pada pukul 7 malam. Sambil bersantap pengunjung dapat menikmati pemandangan Candi Prambanan dengan pencahayaan malam yang kian mempercantik candi. Setelah itu, sejam kemudian para pengunjung dipersilahkan untuk beranjak menuju arena terbuka. Para turis mancanegara banyak yang berdatangan. Mereka biasanya datang lewat paket perjalanan yang diikutinya.
GS. Darto (44), seorang sarjana seni tari yang telah berkecimpung selama 15 tahun di dunia tari tradisional ini, menerangkan bahwa dalam kontrak selama setengah tahun ini terdapat 4 kelompok tari yang secara bergantian tampil dalam sendra tari Ramayana. “Kami menari semata karena cinta dan demi kelestraian seni tari di Indonesia,” ujarnya.
Penari yang pernah melawat ke Spanyol untuk mengadakan pertunjukan dan studi banding soal tari ini berharap seni pertunjukan tari semakin dihargai, seperti seni pertunjukan lain. Darto mengaku, dia dan teman-teannya hanya mendapat bayaran Rp 25.000 hingga Rp 50.000 setiap manggung. Sungguh sebuah pengorbanan yang luar biasa mengingat pertunjukan sendra tari Ramayana ini diminati turis mancanegara dan sudah menjadi ikon wisata budaya bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tips Perjalanan
Candi Prambanan terletak sekitar 15 kilometer dari Kota Yogyakarta, tepatnya di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Jl. Solo km.17 berdiri. Candi Hindu ini dibangun pada abad kesembilan. Namun apabila hujan disediakan panggung tertutup di sebelah selatan panggung terbuka, yakni Teater Trimutri untuk menikmati keseluruhan cerita Ramayana dalam versi yang dipersingkat.
Pementasan sendra tari Ramayana dimulai pukul 19.30 sampai 21.30, dengan satu kali jeda agar penonton bisa beristirahat.

Harga tiket sendratari Ramayana:

* Panggung terbuka Ramayana
1. VIP: Rp. 150.000
2. Khusus: Rp. 100.000
3. Kelas 1: Rp. 75.000
4. Kelas 2: Rp. 45.000
5. Pelajar: Rp. 15.000 (dengan pengajuan surat dari sekolah)
* Panggung tertutup Trimurti
1. Khusus: Rp. 100.000
2. Kelas 1: Rp. 75.000
3. Kelas 2: Rp. 45.000
4. Pelajar: Rp. 15.000 (dengan pengajuan surat dari sekolah)

3.ROWO JIMBUNG






Rowo jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilatar belakangi oleh pegunungan kapur.

Jarak ± 8 km kea rah tenggara dari kota Klaten
Luas Kawasan 198 ha
Panjang Tanggul 7,5 km
Lebar Tanggul 12 m
Kedalam 4,5 m
Daya Tampung Air 4.000.000 m3

Menurut cerita penduduk sejak dahulu kala ( tidak di sebut tanggal dan tahunnya) ada upacara getekan di Rowo Jombor tersebut yang bertepatan dengan upacara Syawalan di Sendang Bulus Jimbung dan sampai sekarang banyak di kunjungi oleh wisatawan.

Prasarana jalan menuju Obyek Wisata Rowo Jombor dapat dicapai :
- Klaten Bendogantungan Puslatpur Jimbung Rowo Jombor;
- Stasiun Kota Klaten Buntalan Jimbung Rowo Jombor;
- Terminal Colt Karangwuni Pedan Cawas Bayat Rowo Jombor Kondisi jalan cukup baik, beraspal sampai tujuan.

Di lingkungan Obyek wisata Rowo Jombor terdapat :

a. Rumah Minangkabau
Rumah ini dibangun pada waktu Gubernur Muchtar tahun 1958 yang digunakan sebagai tempat pertemuan dan rekreasi

b. Taman Rekreasi anak anak di Bukit Sidoguro

c. Gua Kendil dan Gua Payung
Yaitu gua alam yang berbentuk Kendil dan Payung yang terletak di sebelah selatan bukit Sidoguro.

d. Sendang Bulus Jimbung
Sendang ini terletak di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes.
Luas Sendang 9 m x 8 m = 72 m2
Luas Kawasan 1.000 m2
Dihuni bulus yang bernama Nyi dan Ki Poleng, tempat ini digunakan untuk kegiatan upacara Tradisional Syawalan.

4.

karangdowo google map

real time statistics
Shutterfly Coupon Code

 
Subscribe with Bloglines